Kamis, 03 Mei 2012

PLASMODIUM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam penelitian Protozoa memiliki arti protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protistaeukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Selain itu, Protozoa adalah organisme yang tersusun atas satu sel sehingga bersifat mikroskopik. Untuk lebih mempermudah mempelajarinya, para ahli biologi mengelompokan protozoa menjadi 4 kelas berdasarkan alat geraknya.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk sista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).
Kajian ilmiah terbukti lalat dan nyamuk merupakan binatang perantara ( vektor ) bagi kehidupan protozoa. Beberapa jenis nyamuk menjadi sangat penting pengaruhnya pada kehidupan manusia dan hhewan lainnya. Penyakit malaria dan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk. Ternyata pada nyamuk Anopheles terdapat spesies protozoa yaitu plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang metagenesis plasmodium dan reproduksi protozoa akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana metagensis Plasmodium dalam tubuh manusia dan nyamuk ?
2.      Bagaimana proses reproduksi Protozoa ?

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui metagensis Plasmodium dalam tubuh manusia dan nyamuk.
2.      Untuk mengetahui proses reproduksi Protozoa.















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Metagenesis Plasmodium
1.      Siklus Hidup
Pada tahun 1898 Ronald Rose membuktikan keberadaan plasmodium pada dinding cerut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas pertemuan ini ia memenangkan hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902 yang meski[un sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.
Siklus hidup plasmodium amatlah rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang menggigit disebarkan ke daerah atau sistem limfa penerima. Penting disadari bahwa bagi sebagian spesies vektornya mungkin bukan nyamuk. Nyamuk dalam genus Culex,Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia ( >100 spesies ) yang semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup plasmodium diketahui oleh Ross yang menyelidiki spesies dari genus Culex.
Sporozoit berpindah ke hati menembus hepatosit yang merupakan tahap dorman bagi sporozoit. Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang bika menjadi ribuan merozoit, yang kemudian menyerang sel darah merah. Disini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus sela darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam daerah), yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan manyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, yang kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Disini mereka terbelah berali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, dimana ia dicucuk masuk ke dalam inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati dimana mereka mengulangi siklus ini.
2.      Fase perkembangan plasmodium di dalam tubuh nyamuk dan manusia
Menurut Mukayat Djarubito (Zoologi Dasar )Berbagai plasmodium menyebabkan berjenis-jenis penyakit malaria pada manusia, seperti P. Falciparum yang menyebabkan penyakit malaria tropika ( malaria tersiana maligna ), P. Malariae ( malaria kuartana ). Plasmodium itu berperan sebagai parasit dalam sel darah merah. Ukurannya kira-kira 5 mikron, struktur hidupnya majemuk, terdapat reproduksi aseksual dengan sporulasi pada vertebrata, ada reproduksi seksual pada insekta (nyamuk Anopheles). Ternyata, bukan hanya lumut dan paku yang mengalami metagenesis dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Plasmodium dikenal sebagai parasit dari golongan protozoa yang pada sistem peredaran darah kita sebagai penyebab penyakit malaria yang dibawa oleh nyamuk, pada proses perkembangbiakannya juga terjadi metagenesis. Jika pada lumut dan paku fase gametofit atau seksual dengan pertemuan sel gamet dan fase sporofit atau aseksualnya dengan pembentukan spora, maka pada plasmodium fase aseksualnya dengan membelah diri sehingga dari satu plasmodium dalam waktu singkat akan membelah menjadi individu Baru yang banyak. Fase aseksual ini berlangsung dalam tubuh penderita malaria sedangkan fase seksualnya adalah dengan pembentukan gamet yang berlangsung dalam tubuh nyamuk Anopheles. Pada saat nyamuk yang dalam tubuhnya terdapat plasmodium itu menggigit manusia, manusia tersebut akan terserang penyakit malaria.
Berikut gambar fase perkembangan plasmodium di dalam tubuh nyamuk dan manusia:
Adapun siklus hidup plasmosium mengalami metagenesis, terjadi di dalam tubuh manusia ( reproduksi generatif ; sporogoni ) yang secara lengkap sebagai berikut :
Sporozoit -- > masuk tubuh di dalam hati ( ekstra eritrositer ) --- > Tropozoid --- > merozoid ( memakan eritrosit --- > eritrositer ) --- > eritrosit pecah ( peristiwanya --- > sporulasi ) --- > gametosit --- > terhisap nyamuk --- > zigot ookinet --- > oosis --- > sporozeit.


B.     Reproduksi Protozoa
Protozoa merupakan makhluk hidup yang menyerupai hewan. Protozoa hidup di air tawar (selokan, parit, sungai, dan waduk), air laut, permukaan tanah yang lembap, rendaman jerami, dan di dalam tubuh makhluk hidup lain atau di dalam jasad yang mati. Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista. Menurut Sugiarti, dkk ( Avertebrata Air Jilid 1 ) protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana layaknya metozoa. Akan tetapi sangat menakjubkan bahwa protozoa yang berukuran mikroskopis dan terdiri dari satu sel yang mampu melakukan kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas, dan reproduksi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian dalam sel yang disebut organel seperti vakuola kontraktil.

Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
a.       Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium,Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b.      Spora,perkembangbiakan aseksual pada kelas sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
Adapun perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara :
a.       Konjugasidimana peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
b.      Pada Paramaecium mikronukleus yang  sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Selain itu menurut Dr.H.M.Subandi,Drs.,Ir.,MP ( Mikrobiologi Perguruan  Tinggi Islam ), protozoa berproduksi aseksual dengan cara :
©      Pembelahan : satu sel membelah menjadi dua sel.
©      Schizogony : pembelahan berganda, nukleus membelah beberapa kali sebelum pembelahan sel. Satu sel membelah menjadi beberapa sel anak.
©      Bertunas : membentuk tunas dan melepaskan diri dari sel induknya.
Beberapa protozoa juga bereproduksi seksual dengan cara fusi gamet-gametnya seperti pada plasmodium. Bentuk vegetatif yang aktif makan dan bereproduksi dari protozoa disebut trophozoite. Pada kondisi tertentu, beberapa protozoa menghasilkan bentuk pertahanan yang disebut kista, sehingga dapat bertahan pada lingkungan yang tidak menguntungkan.















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses metagenesis palsmodium dalam tubuh manusia dan nyamuk yaitu :
Sporozoit -- > masuk tubuh di dalam hati ( ekstra eritrositer ) --- > Tropozoid --- > merozoid ( memakan eritrosit --- > eritrositer ) --- > eritrosit pecah ( peristiwanya --- > sporulasi ) --- > gametosit --- > terhisap nyamuk --- > zigot ookinet --- > oosis --- > sporozeit.
Adapun reproduksi protozoa yaitu dibedakan atas :
v  Secara aseksual
v  Secara seksual

B.     Saran
Agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik dari makalah sebelumnya dan dapat berjalan lancar, maka sebaiknya dalam pembuatan makalah diperlukan kerja sama dan kekompakkan agar makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya bagi tim penulis sendiri.







DAFTAR PUSTAKA
Mukayat Djarubito Brotowidjojo. Zoologi Dasar. Yogyakarta : Erlangga, 1989
Subandi. Mikrobiologi Di Perguruan Tinggi Islam. Bandung : Gunung Djati Press, 2010
Sugiarti, dkk. Avertebrata Air. Jakarta : Penebar Swadaya, 2002










PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Berdasarkan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan organisme dalam melangsungkan kehidupanya. Dengan kata lain lingkungan hidup merupakan keseluruhan atau komponen yang berada disekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang bersangkutan. Termasuk sumber daya alam yang ada di muka bumi merupakan sumber daya esensial bagi kelansungan kehidupan manusia. Hilang atau berkurangnya ketersedian sumber daya alam tersebut akan berdampak terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, bagaimana mengelola sumber daya alam tersebut, agar menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi manusia tanpa mengorbankan keletarian sumber daya alam itu sendiri.
Pembangunan berkelanjutan yang mengandung pengertian sebagai pembangunan yang “memperhatikan” dan “mempertimbangkan” dimensi lingkungan hidup dalam pelaksanaannya harus memperhatikan faktor lingkungan, apakah pembangunan tersebut berdampak positif bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, atau tidak.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pengelolaan sumber daya secara bijaksana, pembangunan yang berkesinambungan dan peningkatan mutu hidup. Dalam era sekarang ini pembangunan dilaksanakan hampir disegala bidang. Pembangunan  mempunyai sasaran untuk meningkatkan kesejatraan manusia, namun kegiatan pembangunan menimbulkan berbagai masalah karena perubahan yang disebabkan oleh pembangunan selalu berdampak lebih besar dari pada hasil yang ingin dicapai.  Hal Inilah yang mendasari pembutan makalah ini.




B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Jelaskan potensi keanekaan jenis dan ekosistem ?
2.      Sebutkan wilayah biogeografi Indonesia ?
3.      Sebutkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keanekaan hayati?
4.      Uraikan konsep-konsep konservasi keanekaan hayati?

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan potensi keanekaan jenis dan ekosistem.
2.      Menyebuttkan wilayah biogeografi Indonesia.
3.      Menyebutkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keanekaan hayati.
4.      Menyebutkan konsep-konsep konservasi keanekaan hayati.


BAB II
PEMBAHASAN
Keanekaragaman hayati terdiri dari kata Keanekaragaman dan hayati. Keanekaragaman dalam bahasa Inggris berarti Diversity yang memiliki arti beraneka macam, sedangkan hayati dapat diartikan sebagai Mahluk hidup (bio). Jadi secara luas Keanekaragaman hayati merupakan beraneka macam mahluk hidup di bumi ini. Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Banyaknya keanekaragaman mahluk hidup ini meyebabkan diperlukannya pengenalan lebih dini kepada siswa untuk menyadarinya melalui pembelajaran di sekolah. Keanekaragaman hayati meliputi berbagai macam aspek seperti ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, dan tingkah laku makhluk hidup yang selanjutnya akan menyusun suatu ekosistem tertentu.
Selain itu ada pula beberapa pakar yang memberikan rumusan untuk lebih
menjelaskan makna dari pembangunan yang berkelanjutan itu antara lain:
1.      Emil Salim, yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan.
2.      Ignas Kleden, pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut.
3.      Sofyan Effendi
a.       Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
b.      Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian masyarakat Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan mereka.
Adapun para pakar mengidentifikasikan tiga pandangan tentang pembangunan berkelanjutan. Tiga pandangan itu berkembang dari tiga disiplin ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut:
a.       Pandangan dari sudut ekonomi, yang meletakkan pusat perhatiannya pada upaya peningkatan kemakmuran semaksimal mungkin dalam batasan ketersediaan modal dan kemampuan teknologi. Sumber daya alam merupakan modal yang lambat laun akan menjadi sesuatau yang langka dan ini pada gilirannya akan menjadi kendala bagi upaya peningkatan kemakmuran. Sementara itu, sumber daya manusia dengan kemampuan teknologinya akan menjadi tumpuan harapan pembangunan berkelanjutan  yang ada. Atas dasar itu diharapkan perkembangan berkelanjutan .
b.      Pandangan dari sudut ekologi, yang melihat terjaganya keutuhan ekosistem alam sebagai syarat mutlak terjaminnya keberkelanjutan perkembangan kehidupan manusia
c.       Pandangan dari segi sosial yang menekankan kepada pentingnya demokratisasi, pemberdayaan peran serta, transparansi dan keutuhan budaya sebagai kunci untuk melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan
Dengan keterbatasan ekologi dalam pembangunan diharapkan adanya perhatian dan keseriusan dalam menangani masalah lingkungan, karena lingkungan yang ada disekitar kita, harus dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah suatu upaya terencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana guna meningkatkan kualitas hidup.
Ciri –ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan
1.      Pembangunan dilaksanakan berdasarkan nilai kemanusian dan memperhatikan  moral atau nilai-nilai adat istiadat sosial budaya yang berlaku di dalam masyarakat
2.      Pembangunan yang memperhatikan lingkungan fisik (ramah lingkungan) alam dan lingkungan sosial
3.      Pembangunan yang mencerminkan usaha peningkatan produksi nasional berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang positif
4.      Pembangunan yang dapat meningkatan pendapatan perkapita dan kesejahteraan penduduk
5.      Pembangunan yang senantiasa inovasi mengikuti perkembangan zaman terhadap struktur ekonomi yang seimbang antara struktur ekonomi , industri, dan perdagangan
6.      Pembangunan yang dapat memperluas kesempatan kerja untuk menampung masuknya golongan usia kerja baru dalam kehidupan ekonomi
7.      Pembangunan yang bertujuan menuju pemerataan atau keseimbangan pendapatan antar golongan dan antar daerah
8.      Pembangunan yang dapat membina lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang kegiatan pembangunan
9.      Pembangunan yang memiliki usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi dan sosial, budaya, politik, dan keamanan
10.  Pembangunan yang bersifat fundamental, ideal, dan memiliki program jangka pendek hingga jangka panjang serta tujuan yang mulia
*    Potensi keanekaan jenis dan ekosistem
1.      Keanekaragaman jenis (species)
Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.misalnya variasi dalam satu famili antara kucing dan harimau. Mereka termasuk dalam satu family (famili/keluarga Felidae) walaupun ada perbedaan fisik, tingkah laku dan habitat.
Dalam variasi pada tingkat species terlihat dengan jelas adanya variasi bentuk, penampilan, rasa, dan variasi sifat-sifat lain antara species yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh; kelapa, aren, dan pinang memiliki perbedaan-perbedaan yang jelas pada bentuk batang, buah, daun, dan tempat tumbuhnya semua jenis tumbuhan tersebut berada dalam famili yang sama, yaitu palmae, tetapi berbeda species
Keanekaragaman hayati pada tingkat di dalam spesies (varietas) memberikan peluang kepada manusia untuk mengotak-katiknya dengan hasil varietas baru yang mempunyai keunggulan lebih. Pemuliaan tanaman atau hewan merupakan upaya manusia yang tergantung berat pada tersedianya keanekaragaman unit-unit di dalam spesies. Dengan tersedianya berbagai varietas — padi misalnya — tersedia peluang untuk menyilang-silangkan varietas-varietas tententu untuk memperoleh varietas padi baru yang dikehendaki manusia. Tersedianya varietas-varietas padi terwujud dari proses penyilangan dalam pemuliaan. Hal yang sama terjadi pula pada spesies-spesies lain tanaman dan hewan.
Bila bahan untuk pemuliaan tanaman atau hewan tersedia, dan pemuliaan dapat dilakukan di dalam negeri sendiri, akan dapat dilakukan pengurangan ketergantungan pada impor bibit. Varietas baru, yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri dapat diciptakan sendiri. Kalau hal ini dapat dilakukan sendiri, maka jelas ketergantungan pada impor dapat dikurangi atau bahkan dihentikan.
2.      Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut. misalnya lagi, ekosistem gurun di dalamnya ada unta, kaktus, dan ekosistem hutan tropis di dalamnya ada harimau.Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Makhluk hidup yang beraneka ragam berinteraksi dengan lingkungan abiotik (air, tanah, cahaya, suhu, kelembapan) dan dengan berbagai jenis makhluk hidup lainnya. Interaksi ini membentuk berbagai macam ekosistem yang bervariasi sehingga membentuk keanekaragaman ekosistem. Ekosistem tersusun oleh makhluk hidup (komponen biotik) dan lingkungan (komponen abiotik) yang saling berinteraksi. Komponen abiotik meliputi faktor fisik dan faktor kimia. Faktor fisik meliputi iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, dan kelembapan. Faktor kimia meliputi keasaman, mineral, dan salinitas.
 Ekosistem terbentuk  dari interaksi antara kedua komponen biotik dan abiotik. Dalam interaksinya terjadi proses perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas.  Tiga proses ini menandai bahwa ekosistem merupakan sistem yang hidup. Karena ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang kualitas dan kuantitasnya beraneka ragam, jika susunan komponen biotik dan susunan komponen abiotik berbeda, maka interaksinya akan berubah. Ekosistem yang dihasilkan akan berbeda pula. Perbedaan ini terlihat pula pada ciri-ciri keseluruhan ekosistem, yaitu perbedaan proses makan-dimakan, pendauran materi, dan produktifitasnya.
Di indonesia diperkirakan terdapat sekitar 47 ekosistem baik alami maupun buatan. Berbagai ekosistem yang ada di indonesia antara lain, ekosistem laut dalam, ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, ekosistem pantai lumpur, ekosistem padang rumput, ekosistem padang pasir, ekosistem danau, dan ekosistem hutan basah. Misalnya pada spesies palmae seperti kelapa terdapat di ekosistem pantai, siwalan terdapat di ekosistem savana, dan aren terdapat di ekosistem hutan basah. Hal inilah yang menunjukkan keanekaragaman ekosistem.
*     Wilayah biogeografi indonesia
 Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran makhluk hidup secara geografis di permukaan bumi. Persebaran organisme dimuka bumi dipelajari dalam cabang biologi dan geografi yang disebut  biogeografi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar keberbagai daerah. organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Penghalang geografi atau barrier seperti gunung yang tinggi, sungai danlautan dapat membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies (isolasigeografi). adanya isolasi geografi juga menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna diberbagai tempat.
Indonesia memiliki 2 diantara 5 bioma didunia, yaitu bioma hutan hujan tropis dan bioma savana. Bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi adalah malesiana. Flora malesiana meliputi tumbuhan yang terdapat di sumatra, kalimantan, filiphina utara, dan kepulauan indonesia lainnya. Tumbuhan Khas Malesiana yang terkenal adalah rafflesia arnoldii. Tumbuhan ini merupakan parasit yang hidup melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat Tetrasigma. Penyebaran Rafflesia meliputi sumatra (Aceh, Bengkulu), Malaysia, Kalimantan dan jawa. Di  Papua  ditemukan  pohon  buah  khas  yang disebut  matoa  (pometia pinnata).  Matoa ini rasanya hampir mirip durian dan rambutan. Buah matoa berangkai seperti anggur  berbentuk  bulat  kecil, dan  berkulit  tipis.
                               
Pada daerah banten ujungkulon terdapat fauna dan flora seperti buaya, badak, banteng, rusa, babi hutan, merak, dan tumbuh-tumbuhan. di daerah sumatra utara terdapat flora asli khas daratan rendah  antara lain bunga lebah dan bunga bangkai raksasa, sedangkan di pulau komodo tepatnya di nusatenggara timur terdapat fauna seperti komodo, rusa, babi hutan, kerbau liar, ayam hutan, dan burung kaka tua. Di kalimantan (kutai) terdapat rusa, babi hutan dan orang hutan serta di daerah nanggroe aceh darussalam tepatnya di gunung leuser terdapat gajah, badak sumatera,harimau, rusa, kambing hutan, orang hutan, dan berbagai jenis burung.
*    Perundang-undangan keanekaragaman hayati
a.       Undang-Undang  No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pada pasal 2 dinyatakan bahwa: konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berasaskan pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang.
b.      Undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup,  dan menjelaskan tentang mengapa kita harus melaksanakan Pembangunan  Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan Hidup” seperti pada pertimbangan huruf b, bahwa dalam rangka mendaya-gunakan sumberdaya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.
c.       Undang-Undang No. 14 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pengelolaan Lingkungan hidup secara terpadu dengan mengamanatkan keharusan untuk mengkaitkan pelaksanaan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan hidup melalui apa yang dinamakan “pembangunan berwawasan lingkungan”
d.      pasal 9 ayat (3) tentang pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya buatan, konsensus sumber daya alam hayati dan eksistensinya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
e.       Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Pasal 3 dari Undang-Undang ini misalnya menentukan:
“Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan:
1) Menjamin keberadaan hutan dengan luasnya yang cukup dan sebaran yang proporsional.
2) Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi  komunikasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi. Untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang seimbang dan lestari.
3) Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai.
4) Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan
keberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal, dan
5) Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
f. Undang-Undang No. 25 Tahun 2000 khususnya yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup – menggambarkan telah dimasukkannya perkembangan lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga cukup beralasan bahwa di Indonesia, pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup telah dilaksanakan walaupun

*    Konsep- konsep konservasi (pelestarian) keanekaan hayati
Konservasi yaitu usaha perlindungan sumber daya alam hayati dan eko sistemnya di permukaan bumi yang bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan  ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejatraan dan mutu kehidupan manusia.
a.       Pembangunan sumber daya alam hayati harus berkelanjutan, melalui pemanfaatan secara rasional dan dengan kebijaksanaan menyeluruh dan memperhatikan generasi yang akan datang
b.      Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya harus mencerminkan peranannya sebagai pendukung lingkungan hidup dan sebagai pencipta prakondisi yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan pembangunan lainnya berjalan secara berdaya guna dan berhasil guna
c.       Sumber daya hayati dan ekosistemnya sebagai faktor  penentu lingkungan hidup dalam fungsinya sebagai penyangga kehidupan, harus dialokasikan secara nyata untuk kepentingan konservasi, baik di daratan maupun perairan.
*    Strategi konservasi keanekaan hayati
a.       Evaluasi secara menyeluruh kawasan konservasi, sehingga benar-benar mencerminkan keanekaragaman flora dan fauna , kekhasan, keunikan, dan keindahan sumber daya alam.
b.      Untuk lebih menjamin keberadaan dan keterwakilan tipe-tipe ekosistem dan juga alam lainnya, perlu dikembangkan kawasan-kawasan konservasi baru yang dinilai memenuhi persyaratan, baik dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan
c.       Peningkatan pembinaan satwa liar, baik yang dilindungi  maupun tidak dilindungi melalui peningkatan kegiatan inventarisasi populasi satwa liar, penangkaran, pengawasan jual beli satwa liar, dan pembinaan habitat guna menjamin kelestarian populasi dan pemanfaatannya.
d.      Peningkatan pembinaan kawasan suaka alam melalui penilaian keunikan dan keasliannya serta pengembangannya melalui model pengelolaan yang memadai
e.       Peningkatan pembangunan dan pengelolaan taman nasional, taman wisata, taman buru, taman hutan raya dan taman laut untuk mendorong pengembangan industri pariwisata alam baik daratan maupun perairan/lautan
f.       Peningkatan keterpaduan pembangunan kawasan konservasi dengan pembangunan wilayah, terutama peningkatan kesejatraan dan kepedulian masyarakat sekitar kawasan
g.      Penerapan analisis mengenai dampak lingkungan secara ketat bagi semua kegiatan pembangunan kehutanan dan kegiatan-kegiatan lain di dalam kawasan hutan guna menghindari ataupun menekan dampak negatif yang akan ditimbulkannya
h.      Pemantapan kegiatan perlindungan hutan melalui peningkatan kegiatan operasi pengamanan hutan terpadu, pembinaan cinta alam, dan penyuluhan serta peningkatan jumlah dan mutu polisi khusus kehutanan/jagawana, dan penyulh kehutanan bidang konservasi sumber daya alam
i.        Peningkatan pengelolaan hutan lindung, meliputi model pengelolaan, perencanaan, inventarisasi, pengamanan kawasan, termasuk kawasan-kawasan lindung di dalam maupun di luar kawasan hutan.




*      Usaha menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya
Dalam rangka menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia, maka kebijaksanaan pembangunan harus mencakup hal-hal berikut:
a.       Penciptaan dan perluasan mata pencaharian khususnya di daerah yang mengalami tekanan ekonomi yang berat
b.      Perlindungan terhadap pendapatan petani, nelayan dan pengumpul hasil hutan
c.       Pengkajian ilmiah terhadap pengikisan lapisan atas tanah dan pengambilan sumber daya hutan agar tidak melebihi laju perbaikan produktifitasnya
d.      Peningkatan produktivitas lahan dengan  memperhatikan pengendalian penggunaan pupuk organik, pestisida, dan tanah air
e.       Penelitian terhadap kebutuhan kayu bakar, dan hasil hutan dengan memperhatikan  aspek lingkungan
f.       Pelestarian dan penggunaan dan pengurangan pencemaran udara, tanah, dan air sedini mungkin
g.      Mencegah ladang berpindah dan melatih penduduk untuk tinggal secara menetap. Ladang berpindah dapat menimbulkan kebakaran hutan dan merusak lingkungan
h.      Mengatur, mengawasi, dan mengendalikan penebangan hutan
i.        Mencegah terjadinya kebakaran hutan
j.        Reservasi hutan
k.      Pelestarian in situ dan ex situ
In situ (di habitat aslinya) adalah melakukan perlindungan agar tumbuhan dan hewan dapat hidup sesuai dengan habitat aslinya
Ex situ (di luar habitat aslinya) adalah melakukan perlindungan dan pemeliharaan tumbuhan dan hewan di luar habitat aslinya
Penangkapak ikan di laut, atau hewan –hewan lain yang diperlukan hendaknya tidak dilakukan secara terus-menerus. Melainkan dilakukan secara musiman. Hewan biasanya memiliki musim perkembangbiakan tertentu. Jika penangkapan dilakukan secara terus-menerus, maka hewan tersebut akan punah. Hewan yang ditanmgkap harusnya cukup usia, sedangkan hewan yang muda dibiarkan untuk melanjutkan keturunannya
l.        Pengembangan teknologi dengan memperhatikan kelestarian lingkungan















BAB III
PENUTUP
*      Kesimpulan
1.      Keanekaan jenis dan ekosistem
Keanekaragaman hayati pada tingkat di dalam spesies (varietas) memberikan peluang kepada manusia untuk menghasilkan varietas baru yang mempunyai keunggulan lebih Dengan tersedianya berbagai varietas — padi misalnya — tersedia peluang untuk menyilang-silangkan varietas-varietas tententu untuk memperoleh varietas padi baru yang dikehendaki manusia.
Keanakaragaman ekosistem ditunjukkan misalnya pada spesies palmae seperti kelapa terdapat di ekosistem pantai, siwalan terdapat di ekosistem savana, dan aren terdapat di ekosistem hutan basah.
2.      Biogeografi indonesia
Indonesia memiliki 2 diantara 5 bioma didunia, yaitu bioma hutan hujan tropis dan bioma savana. Bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi adalah malesiana. Flora malesiana meliputi tumbuhan yang terdapat di sumatra, kalimantan, filiphina utara, dan kepulauan indonesia lainnya. Tumbuhan Khas Malesiana yang terkenal adalah rafflesia arnoldii.

3.              Undang-undang yang berkaitan dengan keanekaan hayati
a.               Undang-Undang  No. 5 tahun 1990
b.              Undang – undang No. 23 tahun 1997
c.               Undang-Undang No. 14 Tahun 1982
d.             Undang-Undang No. 41 Tahun 1999
e.               Undang-Undang No. 25 Tahun 2000

4.              Konservasi keanekaan hayati
a.       Pembangunan sumber daya alam hayati harus berkelanjutan, melalui pemanfaatan secara rasional dan dengan kebijaksanaan menyeluruh dan memperhatikan generasi yang akan datang
b.      Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya harus mencerminkan peranannya sebagai pendukung lingkungan hidup dan sebagai pencipta prakondisi yang memungkinkan pelaksanaan kegiatan pembangunan lainnya berjalan secara berdaya guna dan berhasil guna
c.       Sumber daya hayati dan ekosistemnya sebagai faktor  penentu lingkungan hidup dalam fungsinya sebagai penyangga kehidupan, harus dialokasikan secara nyata untuk kepentingan konservasi, baik di daratan maupun perairan.

*           Saran
Dalam mengejar cita-cita banyak rintangan akan datang, namun untuk meraih itu semua yangu harus dilakukan yaitu berusaha, belajar, dan juga harus rajin serta semangat. Maka dari itu jangan pernah menyerah untuk meraih apa yang kamu inginkan serta yang kamu cita-citakan...maju terus pantang mundur, selalu semangat belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. Pembangunan berkelanjutan. www. Wikipedia. Com (di akses pada tanggal 24 juni 2003)
Anonim, 2000. Pengelolaan keanekaragaman hayati. www. Wikipedia. Com (di akses pada tanggal 2 januari 2000).
Saktiyono, 1999. Biologi (seribu pena). Jakarta : Erlangga.
Ruswardiyanto, 2003. Biologi. Jakarta : Sinar Grafika
Wardiyatmoko, 2004. Geografi. Jakarta : Erlangga.
Hasan, 2005. Geografi. Jakarta : Erlangga
Gunawan totok, 2004. Fakta dan konsep geografi. Jakarta ; Ganeca exact